Senin, 17 Agustus 2015

Save Islam Indonesia yang berkemajuan



Indonesia sebagai Negara demokrasi dengan mayoritas ummat muslim bukan sebagai negara dengan tanah yang subur untuk gerakan Islam radikal. Watak masyarakat Indonesia adalah watak masyarakat yang wasatiyah atau pertengahan tidak ekstrem kanan tidak ekstrem kiri. Indonesia punya masyarakat dengan mindset dan tradisi keislaman tersendiri yang kaya dan  tak  dimiliki oleh bangsa-bangsa lain, maka tak heran jika Islam Indonesia disebut sebagai Islam yang berbunga-bunga. Budaya budaya keislaman di Indonesia tampil dengan menghasilkan masyarakat yang toleran atau masyarakat menghargai keberagaman karena budaya budaya keislaman di Indonesia macam Halal bil Halal, Tahlilan, musyawarah, ziarah kubur, berbagai macam walimah seperti naik Haji, Maulid Nabi, tradisi Mudik saat lebaran dan lain lain, sangat berperan inti dalam membangun kohesi sosial dalam lingkup internal islam bahkan lingkup eksternal islam yakni agama lain. Pencapaiaan ini juga tidak lain berkat dari penyebar Islam di Nusantara yaitu para sufi atau wali dengan sikap yang sangat akomodatif dalam menyebarkan islam sehingga terjadi  proses akulturasi antara budaya nusantara dan konsep keislaman.
Kondisi Islam yang lain ditampilkan oleh Negara Negara luar yang miskin budaya karena kosep bid’ah yang terlalu berlebihan dan konsep syariat yang sangat kaku. Negara –negara luar yang justru melegalformalkan syariat Islam justru  tampil dengan wajah yang sangar dengan fanatisme suku, fanatisme aliran dan mazhab tertentu.  Sehingga tak jarang mucul konflik, perang saudara, yang menghasilkan banyak korban dari ummat islam sendiri.
Kondisi Islam yang terjadi di Negara Negara luar perlahan merembes ke Indonesia. Indonesia sekarang justru terancam akibat merasuknya konsep Islam Radikal. Sangat mudah untuk menilai mereka karena fondasi yang mereka bawa adalah konsep takfiri ( mudah mengkafir-kafirkan yang lain); Hijrah (menginginkan untuk merelokasi bagi yang berbeda); dan Jihad dalam arti sempit yaitu perang. Ketiga konsep ini mudah untuk merasuki anak anak muda Indonesia yang semangatnya masih menyala-nyala, sehingga ketika disebut jihad, ketika disebut khilafah gampang saja untuk meneriakkan Allahu akbar, membangun entitas tersendiri dan menyatakan sikap untuk melawan. Ini disebabkan karena wawasan kebangsaan yang kurang dan wawasan politk islam yang hanya berorientasi dipermukaan bukan pada substansi  sehingga tak jarang banyak terjebak.
Konsep yang ditawarkan oleh mereka kelompok radikal sebenarnya susah untuk diterima masyarakat Indonesia namun perlahan tapi pasti mereka justru menawarkan konsep romantisme syariat yang lebih bisa untuk diterima dimasyarakat utamanya anak-anak muda. Sehingga perlahan –lahan masuk dan digiring ke pemikiran Islam yang eksklusif atau pemikiran yang memonopoli kebenaran.
Nahdatul Ulama dan Muhammadiyah sebagai organanisasi yang lahir dari  kandungan Nusantara sekaligus oraganisasi yang punya andil besar dalam merebut kemerdekaan Indonesia harus menjadi penggerak untuk meminimalisir paham radikal Indonesia. Memelihara Islam yang substansi dengan orientasi akhlak dan cinta kasih guna mewujudkan misi dari kedua organisasi yaitu memelihara Islam Nusantara dan mewujudkan Islam yang berkemajuan.

1 komentar:

  1. As reported by Stanford Medical, It's indeed the one and ONLY reason this country's women get to live 10 years longer and weigh an average of 19 kilos lighter than we do.

    (And realistically, it has absolutely NOTHING to do with genetics or some secret diet and absolutely EVERYTHING about "how" they eat.)

    BTW, What I said is "HOW", and not "what"...

    TAP on this link to uncover if this short questionnaire can help you unlock your real weight loss potential

    BalasHapus